Harapan, Keyakinan, dan Hidup


posted by Tyara Mandasari on

1 comment

Just for You karya Mutiara Andalas adalah sebuah buku yang diberikan oleh salah satu sahabat saya, Mutiana Muspita Jeli, ketika saya berulang tahun beberapa tahun lalu-saya lupa kapan pastinya. Buku ini berisi tentang perhatian, pengertian, harapan, cinta, dan kehidupan manusia dengan manusia, serta manusia dengan Tuhan. Buku yang sangat menginspirasi. Dulu, ketika saya membacanya pertama kali, banyak hal yang belum saya mengerti akan makna dibalik tulisan-tulisan di buku itu. Sekarang, ketika saya membacanya kembali, saya mengerti semuanya. Saya rasa, pengalaman berperan penting bagi saya untuk mengerti segalanya. Ya, perjalanan hidup memang mengajari banyak hal, hal-hal yang tidak ada di buku mana pun.

Membaca buku tersebut membuat saya ingin berbagi tentang harapan dan keyakinan. Mengapa dua hal tersebut yang ingin saya bahas? Alasannya adalah karena saya merasa bahwa harapan dan keyakinan yang bisa membuat saya bangkit dari setiap masalah yang menimpa saya. Saya tidak akan membahasnya jika saya tidak pernah merasakan keajaiban dari sebuah harapan dan keyakinan dalam hidup saya.

Di buku tersebut dikatakan, harapan itu seperti sebatang lilin yang menyala. Jika satu saja dihidupkan, ia akan menerangi sebuah ruangan yang gelap. Jika satu saja dihidupkan, ia akan dapat menyalakan lilin-lilin lainnya. Ketika lilin pengharapan masih ada, lilin yang lain pun bisa dihidupkan.

Kita cenderung berhenti berharap saat diberitahu kemungkinan terburuk. Padahal, keajaiban akan selalu hadir ketika kita memiliki harapan. Dan kita harus yakin akan hal ini. Percaya, bahwa keajaiban itu selalu ada. Hal inilah yang membuat saya kuat dan bangkit dalam menghadapi setiap masalah, sebesar apa pun itu.

Ketika kita mengalami kesulitan, ketika kenyataan yang ada begitu pahit, ketika hidup begitu kelam, ketika masalah terus saja datang, merenunglah. Renungkan mengapa kita mengalami kesulitan. Renungkan mengapa kenyataan terasa pahit. Renungkan mengapa hidup terasa kelam. Renungkan mengapa Tuhan memberikan kita masalah. Renungkan apa yang kita miliki hingga saat ini. Lihatlah segalanya dari sisi positifnya, hilangkan negatifnya.

Kesulitan adalah cara Tuhan untuk membuat kita menjadi lebih kuat, lebih dekat dengan-Nya, bukan lebih jauh. Berharaplah dan yakinlah. Kenyataan yang pahit itu ada karena kita mengambil buah yang salah. Buang buah itu, dan cari buah yang lain, pasti akan ada yang manis. Berharaplah dan yakinlah. Hidup terasa kelam karena kita tidak mau melihat sisi terangnya. Ingatlah bahwa bulan dan bintang diciptakan untuk menyinari malam. Selalu ada cahaya dalam setiap kegelapan. Berharaplah dan yakinlah. Masalah yang terus datang adalah sebuah ujian dari Tuhan, yang akan membuat kita naik kelas jika kita mampu melaluinya. Tuhan tahu yang terbaik untuk kita dan tidak pernah memberikan masalah yang tidak dapat ditanggung oleh umat-Nya. Berharaplah dan yakinlah.

Kita butuh memahami bahwa Tuhan memberikan beban yang sesuai beratnya dengan kemampuan bahu kita untuk menopangnya. Dan ketika beban itu terlalu berat, Tuhan menciptakan banyak bahu untuk membantu. Kita harus yakin bahwa selalu ada harapan biarpun hanya segaris. Karena dengan harapan, akan ada segaris...segaris...dan segaris lagi.

Di mana ada harapan, di situ ada kehidupan. Yakinlah!

1 comment

  1. Anonymous