All My Way


posted by Tyara Mandasari on

No comments

Is it me who's heartless, or them who are too sensitive?

Pertanyaan itu muncul karena seringnya gue scrolling timeline Twitter dan menemukan fakta bahwa ternyata banyak ya yang susah banget untuk move on atau stuck in the past. Penting nggak penting sih, tapi cukup bikin gue gemes juga ternyata. Moreover, beberapa akun yang isinya quotes, such @ihatequotes, @BestQuoteDaily, dan akun-akun lainnya yang berasal dari Indonesia atau dari luar, yang cukup banyak ngetwit soal wejangan untuk move on atau malah kata-kata yang menyuratkan kalo kita itu sering banget stuck in the past. Contoh, "@ihatequotes: Sometimes we can't deny the truth that the one who has hurt you is still the one you'll always choose to love." dan diretweet sebanyak 109 kali, terakhir sampai gue posting tulisan ini. Atau "@BestQuoteDaily: And I guess what I'm trying to say is that without you, I just don't know what I'm doing anymore...".  Interpretasi orang memang bisa beda-beda sih soal twit itu, tapi menurut gue twit itu jelas bilang kalo kita nggak bisa move on. Again, menurut gue.

Nah, pertanyaan itu akhirnya benar-benar muncul, karena gue merasa gue mudah banget untuk move on. Gue bisa move on, dalam arti hilang rasa atau bisa dibilang ngelupain, hanya dalam waktu dua bulan setelah putus. Dan, perlu diketahui juga, pacarannya memang baru sebentar, 9 bulan, tapi hubungannya itu udah serius banget dan tinggal lamaran resmi aja. Ha! Gue pun nanya sama diri sendiri, "Am I too indifferent? Heartless? Why is it so easy for me to move on? Why is it so hard for them?".

Sampe sekarang sih gue masih nggak ngerti kenapa banyak orang yang susah untuk move on. Tapi, tebakan gue sih kayaknya karena nggak mau. Ya, masalah apa pun adalah bukan soal bisa atau nggak bisa, tapi mau atau nggak mau. Selama kita mau, sesulit apa pun masalah pasti bisa dilalui.

Kalo bagi gue sendiri, kenapa gue gampang untuk move on, yang paling utama adalah keinginan. As I said, kemauan itu nomor satu. Gue mau bahagia, gue harus bahagia. Gimana caranya bahagia? Simple, ikhlas dan bersyukur. Ikhlas untuk segala hal yang terjadi dengan diri kita, dalam arti terima keadaan. Orang bilang bahwa ikhlas itu susah. Memang! Siapa yang bilang gampang? Setelah ikhlas, syukuri semua hal yang terjadi, termasuk hal yang kita anggap buruk, such putus dari pacar atau bahkan tunangan. Kenapa hal yang buruk kok disyukuri? Bisakah? Bisa! Mudahkah? Nggak! Nggak ada yang bilang mudah. Ikhlas dan bersyukur adalah dua pelajaran paling sulit yang gue lalui dalam hidup. Susah sih memang, tapi ternyata bisa, buktinya gue bisa, kenapa orang lain nggak.

Trus, gimana caranya untuk belajar ikhlas dan bersyukur? Nggak bermaksud ngajarin, cuma sharing pengalaman aja. Cara ikhlas dan bersyukur yang pertama yang gue lakukan adalah menerima kenyataan saat ini! Ingat, bukan kemarin, bukan kemarinnya lagi, bukan besok, tapi sekarang! We live in the present, so just live for today! Kenyataan hari ini misalnya buruk, jalanin! Jangan pernah takut atau berpikir aneh-aneh soal kemarin atau besok. Ingat, hidup itu kadang di atas kadang di bawah, senang dan sedih. Setelah kita bisa terima kenyataan sepahit apa pun itu, ke depannya akan lebih mudah.

Tahap berikutnya adalah berdoa. Klise? Yes, but it is true and indeed important. Doa adalah bentuk menyerahkan diri ke Tuhan. Itu definisi gue ya, boleh setuju boleh nggak. Doa yang gue maksud di sini adalah doa yang benar, dalam arti berdoa meminta petunjuk untuk jalan yang terbaik. Percaya deh, kalo kita tidak meninggalkan Tuhan, Dia juga nggak akan pernah meninggalkan kita. Bagi gue, Tuhan adalah tempat curhat terbaik, karena gue bisa cerita apaaaaa aja tanpa ragu dan gue akan dapat jawaban terbaik dari yang terbaik. Just try it, it's very amazing!

Yang ketiga yaitu jangan bertanya 'kenapa'. Ini memang naluriah ketika hal buruk terjadi, kita akan cenderung bertanya, 'kenapa, Tuhan?' atau 'kenapa ini menimpa saya?' atau 'kenapa jadi begini, apa salah saya, Tuhan?' atau 'kenapa Kau pertemukan hamba dengannya, tapi akhirnya Kau pisahkah kami?'. Pasti banyak yang bertanya begitu kan? Lebih baik nggak usah ditanya deh, karena tanpa ditanya pun nanti jawabannya akan muncul sendiri, seiring jalannya waktu. Jadi, yang diperlukan di sini adalah sabar. Sabar untuk menunggu jawabannya.

Selanjutnya, percaya! Percaya pada apa? Percaya pada rencana Tuhan. Sering dengar 'manusia hanya berencana, Tuhan yang menentukan', kan? Nah, kata-kata itu maknanya dalam loh kalo kita resapi dengan baik. Mudahnya adalah, percaya bahwa kalo kita memang dipisahkan saat ini, itu adalah hal yang terbaik. Jangan ada kata 'tapi'. Have faith!

Ketika kita putus atau berpisah dengan orang yang begitu kita sayang, maksud dari 'ini yang terbaik' memang nggak akan keliatan saat ini juga. Ya jelas dong, kita lagi sedih-sedihnya, mana bisa kita anggap hal itu sebagai jalan yang terbaik. Tapi jangan khawatir, suatu saat kita akan tau segalanya. Yang paling penting adalah tetap percaya dan buka hati juga pikiran agar jawaban itu bisa masuk sendiri.

Terus, gimana caranya ngelupain sang mantan itu? Metode gue cukup sederhana. Satu hal, gue nggak mau meratapi nasib. Kan percaya nih kalo Tuhan sayang sama kita, jadi kalo kita putus saat ini, pasti akan ada gantinya yang lebih baik. Atau, bisa jadi orang yang sama, tapi bukan sekarang waktunya. Maka, sabar itu penting banget di masa-masa seperti ini. Terus, gue termasuk tipe orang yang nggak suka kalo ada orang tau gue lagi patah hati, karena gue selalu beranggapan kalo banyak orang tau, si mantan pun akan tau. Nah, itu yang nggak gue mau, gue nggak mau mantan menganggap gue 'lemah' dan masih begitu sayangnya sama dia, walaupun itu kenyataannya. Gue harus membuat si mantan itu tau kalo gue amat sangat baik-baik saja tanpa dia. Jangan salah, itu salah satu cara ampuh untuk membuat si mantan frustasi loh, apalagi kalo mantan itu punya tingkat percaya diri tinggi dan sedikit arogan. It's one of a pleasure buat gue, jadi untuk yang ini boleh setuju, boleh nggak, haha.. Bagi gue, the best way of revenge is showing that you're happy without him.

So, there are my methods, and you can find yours. Dan, for your information, gue udah dapat jawabannya, walaupun gue nggak pernah bertanya. Oh iya, satu lagi, kecenderungan orang stuck in the past adalah karena hidup dalam kenangan. Let me say this: Don't just make your memory as a memory, but make it as your precious experience which you can learn from, so that you will know either it's a mistake or not. Menganggap masa lalu hanya sebagai kenangan dampaknya akan beda banget dengan menganggap masa lalu sebagai pengalaman. Kenapa? Coba jawab sendiri... ;-)

I guess, it's not me who's heartless. It's them who are too sensitive. AdiĆ³s!


ps: actually, this post was inspired by my conversation with my best friend, Diana @ddiiamond. So Bu, this is dedicated for you, not because you don't move on, but because you still need to learn.