Siang dan malam.
Matahari dan bulan.
Panas dan dingin.
Kemarau dan hujan.
Tuhan menciptakan dua hal yang bertentangan di alam semesta ini. Bila kita mengamati dengan jeli, kita akan menemukan maknanya bagi kehidupan kita. Jujur, saya baru mengerti beberapa tahun belakangan ini. Ya, bisa saja saya terlambat tau, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, kan?
Dua sisi kehidupan, terang dan gelap. Seperti banyak orang bilang, hidup itu seperti roda, kadang di atas dan kadang di bawah. Namun, saya lebih suka menyebut hidup itu seperti siang dan malam, ada terang dan ada gelap. Alasannya sederhana, roda adalah buatan manusia, sedangkan siang dan malam adalah buatan Tuhan. Saya lebih suka mengibaratkan sesuatu dari alam, kreasi Sang Maha Pencipta.
Siang itu terang. Saya mengumpamakan siang sebagai "di atas". Ketika matahari memancarkan sinarnya, segalanya jadi lebih berwarna, lebih menyenangkan. Akan tetapi, siang tidak selalu terang. Akan ada waktu di mana mendung, hujan, bahkan badai menyelimuti siang. Akan ada waktu di mana "terang" diisi dengan "pernak-pernik siang". Hal ini pasti terjadi dan pasti sementara.
Malam itu gelap. Ketika siang berganti malam, segalanya menjadi gelap. Saya mengumpamakan malam sebagai "di bawah", karena sulit sekali melihat dan berjalan di saat gelap. Terlebih lagi bila malam disertai badai, segalanya bertambah kelam dan mengerikan. Ketika ini terjadi, berlindunglah, dan tunggu hingga badainya reda. Namun, di saat malam terkadang juga dihiasi bulan dan bintang. Masih ada cahaya di saat matahari sudah tenggelam. Akan ada waktu di mana "gelap" diisi dengan "pernak-pernik malam". Hal ini pasti terjadi dan pasti sementara.
Saya memang mengibaratkan malam yang gelap sebagai "di bawah" dan siang
yang terang sebagai "di atas", tapi bukan berarti malam itu duka dan
siang itu suka. Saya selalu percaya bahwa suka dan duka adalah pilihan, bukan takdir. Begini mudahnya, ketika siang tiba, ketika berada "di atas", apakah semua orang bahagia? Ketika malam tiba, ketika berada "di bawah", apakah semua orang berduka? Jawabannya tentu saja belum tentu. Jadi, bahagia atau tidak sama sekali tidak bergantung dari terang atau gelapnya kehidupan.
Terang dan gelap akan selalu hadir dalam hidup kita, seperti halnya dalam hidup saya. Selama 23 tahun saya di dunia, saya menyadari bahwa saya mengalami siang dan malam yang cukup seimbang yang diisi dengan pernak-perniknya. Dan untuk saat ini, bumi saya masih malam. Sempat terjadi hujan dan badai yang sangat kencang menerpa malam saya, tapi sekarang sudah reda, dan bulan baru saja muncul. Sudah ada cahaya di malam saya.
|
Semburat Merah di Ufuk Timur |
Sekarang, saya sedang menikmati malam yang diterangi cahaya bulan. Saya memilih menikmatinya sambil menunggu munculnya semburat merah di ufuk timur. Ya, saya menunggu datangnya fajar.