Apa arti setia? Dalam pikirku, aku hanya tahu bahwa setia adalah tidak mengkhianati. Lalu muncul pertanyaan lain, apa arti mengkhianati? Yang aku tahu, mengkhianati adalah membohongi, selingkuh, serong, dan kembali lagi, tidak setia.
Aku sungguh sedang tergugah untuk mencurahkan apa yang ada dalam hati mengenai kesetiaan. Aku memang hanya seorang perempuan berumur 21 tahun, tetapi aku cukup memiliki pengalaman pahit mengenai kesetiaan. Kadang aku berpikir bahwa aku hanya mendramatisir keadaan. Namun, ingatan yang terpatri dalam otak dan hatiku tak dapat kupungkiri. Hal itu terpahat kuat dan tak dapat kukikis dengan apa pun. Terlalu menyakitkan untuk diingat, tetapi terlalu kuat untuk dilupakan.
Ketika ada suatu hal yang berbau ketidaksetiaan muncul di hadapan, tiba-tiba semua kejadian bertahun-tahun yang lalu pun muncul kembali dalam ingatan. Tiba-tiba aku meratapi. Tiba-tiba aku tersakiti. Tiba-tiba aku lemah. Tiba-tiba air mata jatuh ke pipi.
Aku dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Aku tidak suka tapi aku tak dapat berkata. Aku ingin berkata tapi aku takut menyinggung perasaannya. Aku ingin berkata tapi aku bukan siapa-siapa. Aku ingin berkata tapi aku tidak berhak akan hidupnya. Aku dalam dilema.
Tuhan,
Mengapa Engkau membuatku tak dapat melupakan rasa sakit dikhianati?
Mengapa aku tidak dapat menerima bentuk pengkhianatan sedikit pun?
Tapi, mengapa Engkau membuatnya tidak belajar dari pengalaman dikhianati?
Mengapa Engkau membuat ia lupa bagaimana sakitnya dikhianati hingga sekarang ia dapat melakukan hal itu?
Tuhan,
Aku bingung karena aku tidak mau mencampuri urusan hidupnya.
Namun aku merasa bersalah karena tak mengatakannya.
Tuhan,
Aku sungguh merasakan sakitnya, walau bukan aku yang mengalaminya.
Aku sungguh merasa aku yang dikhianati.
Aku sungguh tidak dapat menerima bentuk ketidaksetiaan.
Aku sungguh tidak suka.
Tuhan,
Tolong aku!
Apa yang harus kulakukan?
Archive for February 2010
posted by Tyara Mandasari on True feeling